Kelas XII Bab IV ASHTANGGA YOGA DAN MOKSHA
v MANFAAT AJARAN ASTANGGA YOGA
UNTUK JASMANI DAN ROHANI
Adapun manfaat ajaran astangga yoga dapat dilihat dalam uraian
berikut ini.
1) Mampu meningkatkan sradha dan
bhakti kepada Tuhan.
2) Untuk menjaga kesehatan,
kebugaran jasmani dan rohani.
3) Menjadikan pikiran lebih
tenang, rileks dan jauh dari stres
4) Membuat umur panjang, damai dan
tentram
5) Menghilangkan rasa takut,
egois, amarah dan dengki
6) Untuk Meningkatkan Kecerdasan
Spiritual (SQ) Manusia.
v PENERAPAN ASTANGGA YOGA DALAM
MENCAPAI MOKSHA
Dalam ajaran Catur Marga, ada
empat jalan yang dapat ditempuh manusia untuk mencapai dan
mendekatkan diri dengan Tuhan (Moksa). Salah satu jalan tersebut
adalah Raja marga. Raja mmarga yoga adalah suatu jalan mistik (rohani) untuk
mencapai kelepasan atau moksa, melalui raja marga yoga seseorang akan lebih
cepat mencapai moksa, tetapi tantangan yang dihadapinya pun lebih berat.
Kebebasan/kesejahteraan tidak
hanya bermakna dalam kehidupan sosial dan jasmaniah, dalam kehidupan keagamaan
kebebasan/kebahagiaan secara rohaniah merupakan suatu cita-cita yang terus
menerus untuk diupayakan agar dapat diraih
Dalam agama Hindu, kebebasan disebut dengan Moksa.
Moksa adalah tujuan tertinggi
dalam kehidupan keagamaan yang berarti, bahwa Moksa merupakan arah, cita-cita
yang selalu diusahakan untuk diraih dalam tiap gerak kehidupan. Moksa merupakan
salah satu dari lima prinsip dasar keimanan dalam agama Hindu yang disebut
Panca Sradha
Kata ‘Moksa’ berasal dari bahasa
Sanskerta, dari akar kata mucyang berarti membebaskan atau
melepaskan. Moksa berarti kelepasan, kebebasan. Istilah moksa dipersamakan
dengan Mahardika, Mukti, Nirwana, Nisreyasa, Kaparamartan. Moksa adalah
suatu keadaan bersatunya Atman dengan sumbernya yaitu Paramatman, suatu keadaan
tanpa batas, diluar pengertian dan pemahaman, suatu keadaan yang tak
terpikirkan, ketenangan, kebahagiaan, kekekalan. Dalam diri manusia ada Atman
yang berfungsi sebagai unsur hidup, Atman terkurung dalam badan (sarira) yang
diatur oleh hukum karma, terpengaruh oleh dampak baik buruk karmanya hingga
semua wasana/kesan-kesan dari tindakan membawanya pada suatu rantai kematian
dan kelahiran yang terus berulang ( Punarbhawa ). Dalam siklus kelahiran dan
kematian itu kebahagiaan dan penderitaan berdampingan bahkan antara kebahagiaan
dan kedukaan tak punya sekat diantara keduanya, kesengsaraan membawa
kenikmatan-kenikamtan membawa kesengsaraan
Orang mencapai moksa dengan
jalan ini diwajibkan mempunyai seorang guru kerohanian yang sempurna untuk
dapat menuntun dirinya kearah tersebut. Adapu tiga jalan pelaksanaan yang
ditempuh oleh para raja yogin, yaitu melakukan tapa brata, yoga, dan samadhi.
Tapa dan brata merupakan suatu latihan untuk mengendalikan emosi atau nafsu
yang ada dalam diri kita kearah yang positif sesuai dengan petunjuk ajaran
kitab suci. Sedangkan, yoga dan Samadhi adalah latihan untuk dapat menyatukan
atman dengan Brahman, dengan melakukan meditasi atau pemusatan pikiran.
seseorang raja yoga akan dapat menghubungkan dirinya dengan rohani melalui
astanga yoga yang terakhir yaiti tahapan Samadhi yaitu penyatuan atman (sang
diri sejati dengan Brahman).
Bilamana seseorang
melakukan yoga dengan teratur dan sungguh-sunguh ia akan dapat menerima getaran-getaran
suici dan wahyu tuhan. Dalam Bhagawadgita dinyatakan sebagai berikut:
Yogiyuhjita satatam atmanam
rahasi
sthitah ekaki yata-chittatma
nirasir aparigraha.
( Bhagawadgita, VI. 10)
Terjemahannya:
Seseorang yogi harus
tetap memusatkan pikirannya (kepada atman yang maha besar), tinggal dalam
kesunyian dan tersendiri, menguasai dirinya sendiri, bebas dari angan-angan dan
keinginan untuk memiliki.
Komentar
Posting Komentar