Materi Pendidikan Agama Hindu Dan Budhi Pekerti Kelas XII Tanggal 07 s/d 11 Maret 2022

 

v  ASTANGGA YOGA SEBAGAI DASAR PEMBENTUK BUDI PEKERTI LUHUR DALAM ZAMAN GLOBALISASI

 

śaśiwimba hanêng ghaṭa mesi bañu,

ndan asing śuci nirmala mesi wulan,

iwa mangkana rakwa kitêng kadadin,

ring angambĕki yoga kitêng sakala

katĕmunta marêka si tan katĕmu,

kahiḍĕpta marêka si tan kahiḍĕp,

kawĕnangta marêka si tan kawĕnang,

Paramārthaśiwâstunirāwaraṇa

Terjemahannya:

Wujud bulan ada di dalam jambangan yang berisi air. Maka setiap yang jernih tak bernoda berisi bulan. Demikian pula keadannya, Engkau hadir dalam segala yang ada. Bagi dia yang mengusahakan yoga Engkau berada di alam yang terlihat.

 

 

Sesuai dengan makna kutipan sloka diatas, melalui ajaran astangga yoga mampu menenangkan pikiran dari kekalutan, menjadi lebih jernih dan tentram. Orang yang sering marah-marah, egois, darah tinggi adalah mereka yang keadaan pikirannya tidak stabil dan cendrung berperilaku yang kurang baik.

Dengan rajin dan taat melaksanakan ajaran astangga yoga tersebut, senantiasa seseoarang akan mengalami fase perubahan yang signifikan, mulai dari yang sering marah-marah, bisa menjadi lebih tenang dan damai, mereka yang sering setres memikirkan kehidupan, menjadi lebih sabar dan ikhlas. Sehingga ajaran astangga yoga sangat relevan sekali diterapkan di zaman globalisasi ini untuk menjadikan kualitas manusia yang memiliki karakter dan keluhuran budi.

 

 

 

 

 

Ø  Sloka tentang Moksa

 

Yadā sattve pravrddhe tu,  pralayam yāti dehabhrit, tado ’ttamavidām lokan,  amalān pratipadyate

(Bhagavadgita XIV. 14)

 

Artinya ;

Apabila sattva berkuasa dikala penghuni-badan bertemu dengan kematian maka ia mencapai dunia suci tempat mereka, para yang mengetahui.

 

 

 

Bhaktyā tv ananyayā sakya, aham evamvidho ‘rjuna, jnātum drashtum cha tattvena praveshtum cha paramtapa

(Bhagawadgita,  XI.54)

Artinya ;

 

Tetapi dengan pengabdian jua yang hanya terpusatkan, oh Arjuna Aku dapat diketahui juga sesungguhnya dapat dilihat, Parantapa.

 

 

Bahunam janmanam ante jhanavan mam prapadyate, vasudevahsarvam iti sa mahatma su-durlabhah                                                                                                                                                                                          (Bhagawadgita, VII.19)

 

Artinya :

Pada akhir dari banyak kelahiran orang yang bijaksana menuju kepada Aku, karena mengetahui Tuhan adalah semuanya yang ada.

 

v  TINGKATAN MOKSA

Ø Berdasarkan capaianya, keadaan Atman yang telah mencapai kebebasan (tingkatan moksa) dapat dibedakan 

1. Jiwamukti

Adalah kebebasan/kebahagiaan yang telah dicapai seseorang selagi masih hidup, dimana seseorang dalam menjalani hidupnya tidak terpengaruh oleh gejolak panca indriya.

2. Widehamukti

Adalah kebebasan yang dicapai oleh seseorang, ketika Atman telah meninggalkan badan dimana Atman setara dengan Paramatman

3. Purnamukti

Adalah kebebasan yang paling sempurna, Atman dalam keadaanya telah menyatu dengan Sumbernya yaitu Paramatman

 

Ø Keberadaan Moksa dalam ajaran Hindu dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu

 

 

1. Samipya

Suatu kebebasan yang dicapai ketika seseorang melakukan Samadhi, pada saat seseorang melakukan yoga samadhi seluruh keterikatanya terlepas dan terfokus hanya pada kemurnian Atman

2. Sarupya

Adalah suatu kebebasan yang didapat oleh karena kelahiranya, dimana Atman pada diri seseorang merupakan pancaran Brahman dengan mengambil wujud tertentu, seperti seorang Awatara

3. Salokya

Keadaan Atman yang telah mencapai kebebasan pada tingkatan sama dengan Brahman ( tingkatan Dewa )

4. Sayujya

Suatu kebebasan mutlak Atman bersatu dengan Brahman ( Brahman Atman Aikyam)

 

 

Brahmabhūtah prasannātmā, na sochati na kānkshati, samah sarveshu bhūteshu, madbhaktim labhate param

(Bhagawadgita, XVIII.54).

Artinya ;

Setelah menjadi satu dengan Brahman jiwanya tentram, tiada dhuka tiada nafsu-birahi, memandang semua mahluk-insani sama, ia mencapai pengabdian kepada-Ku yang tertinggi

v  UPAYA MEWUJUDKAN MOKSA

Catur Marga Yoga

Kebebasan/Moksa dapat dicapai melalui empat cara yang disebut Catur Marga Yoga yang memiliki pengertian Empat jalan mencapai penyatuan dengan Brahman/ Ida Sanghyang Widhi.

1. Bhakti Marga Yoga

Bhakti memiliki arti sembah, sujud, hormat.Bhakti Marga Yoga adalah jalan cinta kasih, seseorang yang mempergunakan jalan Bhakti Marga disebut seorang Bhakta. Seorang Bhakta mewujudkan cintanya dengan kepasrahan dan penyerahan secara total pada Ida Sanghyang Widhi Wasa dan ManifestasiNya ( Ista Dewata ), melakukan pemujaan, smaranam, ( menyebut berulang-ulang dan secara terus menerus nama Ista Dewata ) persembahan, Tirta Yatra. Bhakti Marga menuntut cinta kasih keiklasan dan kemurnian dalam kebaktian, Brahman dipahami dalam suatu wujud yang memiliki sifat-sifat utama, aspek dari Brahman dalam Ista Dewata sebagai Ibu maupun bapa dipuja dan dipuji dengan ketaatan disiplin yang ketat, mengembangkan semangat Tat Twam Asi, dan Catur paramita ( maitri, karuna, mudita dan upeksa ). Penyerahan diri secara total si pemuja terhadap yang Dipuja itulah hakikat dari Bhakti Marga

2. Karma Marga Yoga

Karma adalah jalan tindakan sebagai upaya untuk mencapai pembebasan. Seorang yang mempergunakan Karma Marga sebagai upaya mendapatkan kesempurnaan disebut seorang Karmin. Jalan ini mengarahkan pada aspek karma/perbuatan tanpa pamrih, seorang karmin harus mampu untuk tidak mengharapkan hasil dari seluruh perbuatan yang dilakukanya, hasil bukanlah tujuan untuk berkarma, melihat kerja adalah sebagai kewajiban yang harus dilakukan.

Tasmad asaktah satatam karyam karma samacara, asakto by acaran karma param apnoti purusah

 Artinya :

Laksanakanlah kerja sebagai kewajiban tanpa terikat pada hasilnya, sebab dengan melepaskan ikatan atas hasil kerja akan mencapai keutamaan.

 

3. Jnana Marga

Jnana artinya pengetahuan. Hakikat pengetahuan adalah kebenaran, orang yang memiliki pengetahuan adalah orang yang mampu membedakan baik-buruk, benar-salah. Pengetahuan mengarahkan manusia untuk mampu meningkatkan kwalitas kehidupan. Pengetahuan ( Widya ) kebodohan ( Awidya )

 

 

4.Raja Marga Yoga

Merupakan jalan yang menekankan pada pelaksanaan Tapa, Brata, Yoga, Samadhi. Yaitu berupa pengendalian emosi dan nafsu serta latihan pengendalian fikiran. Terdapat delapan sikap sebagai tuntunan teknis dalam ajaran Raja Marga yang dikenal sebagai Astangga Yoga seperti diajarkan Rsi Patanjali.

 

 

Ket.

Kriya yoga adalah yoga pendahuluan

Hata yoga disebut juga yoga Asanas/ olah fisik

Samyana adalah upaya untuk menghentikan gerak pikiran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RANGKUMAN

Ajaran “yoga” dapat menuntun manusia secara bertahap mengendalikan dirinya untuk dapat menguasai pikirannya dan akhirnya sampai mencapai ketenangan pada Sang Hyang Widhi. Pelaksanaan yoga terdiri dari delapan tahapan, yang disebut “Astāngga yoga

Astangga Yoga Ialah delapan tahapan –tahapan  dalam melaksanakan yoga. Dalam hal menjalankan yoga astangga yoga wajib dilaksanakan. Melalui tahapan ini yang dibuat oleh rsi Patanjali

Delapan komponen itu adalah:

§  Yama è Pengendalian diri tahap awal (jasamani)

2.       Niyama è Pengendalian diri tahap kedua (mental/rohani)

3.      Asana è sikap melakukan yoga

4.      Pranayama è Pengendalian nafas

5.      Pratyahara è Penguasaan panca indria

6.      Dharanaè Pemusatan pikiran

7.      Dhyana è pikiran tertuju tanpa putus-

8.      Samadhi è Keadaan supra sadar (terhubung)

 

Kata ‘Moksa’ berasal dari bahasa Sanskerta, dari akar kata muc yang berarti membebaskan atau melepaskan. Moksa berarti kelepasan, kebebasan. Istilah moksa dipersamakan dengan Mahardika, Mukti, Nirwana, Nisreyasa, Kaparamartan. Moksa adalah suatu keadaan bersatunya Atman dengan sumbernya yaitu Paramatman, suatu keadaan tanpa batas, diluar pengertian dan pemahaman, suatu keadaan yang tak terpikirkan, ketenangan, kebahagiaan, kekekalan.

Berdasarkan capaianya, keadaan Atman yang telah mencapai kebebasan (tingkatan moksa) dapat dibedakan 

1. Jiwamukti

2. Widehamukti

3. Purnamukti

Keberadaan Moksa dalam ajaran Hindu dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu

1. Samipya

2. Sarupya

3. Salokya

4. Sayujya

Kebebasan/Moksa dapat dicapai melalui empat cara yang disebut Catur Marga Yoga yang memiliki pengertian Empat jalan mencapai penyatuan dengan Brahman/ Ida Sanghyang Widhi.

1.      Bakti Marga Yoga

2.      Karma Marga Yoga

3.      Jnana Marga Yoga

4.      Raja Marga Yoga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas X BAB V CATUR ASRAMA

Materi Agama Hindu Kelas XI

MATERI 1 PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDHI PEKERTI KELAS XI